Oleh Gabriel Sarong
Semua orang akan pergi, tidak begitu dengan kenangan. Ia memilih sendiri tempatnya di hati, semesta ikut mencatat itu.
Di Utara Waelengga, ratusan kaki dari bibir pantai yang menyuguhkan riak-riak basah air laut, terbentang dengan maha luasnya Padang Ma’u Sui. Sungguh pahatan Tuhan yang sedemikan indah tanpa cacat cela.
Hujan menyapa kami. Rupanya Ia telah jatuh lebih dulu sebelum kami...
Oleh: Dony Klau
Setelah sekian lama manapaki musim yang sarat ceritaAku pun tiba di siniSepi dan sunyi yang membuncahTak ada yang mengerti arti ziarah iniMungkin amal baiklah yang dipintaSembari menanti kapan waktu memanggil pulang
Aku hanyalah sehelai daun keringDiterpa angin lalu jatuh meninggalkan rantingTak sempat memberi arti pada pohonSebab angin tak pernah memberi kabar datangnya
Dan kini hanya tinggal harapan yang samarDan...
Boleh Kutahu Hari Kasih Sayang
Hari ini tak cukup bagiku membuka berandaDi sana kutemukan ucapan selamat hari kasih sayangYang lari terbiri-biri di layar kaca hp
Ah, aku lupa bahwa hari ini aku harus bersanding bersamamuSaat itu kau telah pesan padaku bukan?Bahwa hari kasih sayang bukan hanya hari ini kan?
Iya, masih kuingat pula saat-saat di mana kau mengecupKata sayang dari hatimu
Kini, sunyi...
Oleh: Ino Sutam
Cinta itu yang paling nyata,sebab dia ada pada badanyang ada dalam dunia nyata
Cinta itu yang paling terang,sebab dia ada pada matayang melihat cahaya
Cintaitu yang paling indah,sebab dia ada pada hatiyang merasakan keindahan
Cinta itu yang paling kuat,sebab dia ada pada kehendakyang menembus horizon sejarah
Cintaitu yang paling hidup,sebab dia ada pada jiwayang membuat semua adadan bergerak
Cintaitu yang paling abadi,sebab...
Oleh Rian Laka
Untukmu kekasih hatiYang selalu bertumbuhDalam sunyi imajiku
Untukmu kekasih hatiYang selalu beranak pinakDalam rahim sepi narasiku
Bak puisi yang kutetaskanDari pagi buta hingga malam tibaDi sepanjang jalan musim pandemi
Sudahilah persembunyianmuSebab lirik-lirik yang kububuhiDari hembusan nafasku
Ingin mengajakmu bersyairMelantunkan setiap detak waktuMenjadi kisah cerita bersama
Jika engkau ingin bertualangMemburu sajak bersamakuHingga bab perjuangan usia
Hanya satu pintakuBelalah sekeping kayuAngkatlah sebuah batuTemukan aku ada...
Oleh Maria Yohana Juita Marsil
Terserah…
Saat tatapanmu memberi syaratSeakan menjelas ribuan teka-tekiYang menjadi sukar saat bibir hendak bergumamDengan rintikan tanyamu yang menggumpalAlur rasamu yang belum dipastikanDiiringi ritme bertabur gundaMasih belum peka dengan rasa yang tak terbalas
Terserah…
Caramu yang melupa dan akhir melukaMengguncang enggan berkutikTak mampu menyimpan canda yang menyeru hatiMelahir luka yang mengeping hati semakin menyerbukSenyummu melahir gagap disertai layu tak...
Salah Langkah
Begitu aku percaya diri padamuTak ragu berkata meminta alamatSenyuman khas menghiasi wajahMembujuk hati ihklas memberiBerharap terindah kau berikan
Kaki begitu berat melangkahPikiran tertuju pada alamatmuKu tunggu dengan setia menantiMenjawab aku puaskan hatiMengobati rindu tak kunjung sembuh
Kedua kali aku percaya diriMendekati wajah penuh pesonaBerani berkata di mana kau tinggalTak sungkan memegang jemari tanganMembujuk hati ihklas memberi
Niat tak bungkam seperti dibius...
Oleh Maria Yohana Juita Marsil
Tergugah relung jiwaMenyempat gelisah yang menjamuGersangan membilik dinding jiwaSebuah senyuman pesan tergambar jelasMasih terngiang dalam ingatankuDesakan yang membuat ingin berkutikAntara kita yang sedang dilema oleh waktu
Entah sampai kapanDi sini bergelut dengan ribuan tanyaDengan tahapan yang menjerit
Sudahlah…Ini akan terbiasa dengan caranya
Lupakan…Nanti akan redup sepanjang petangMeski tak pernah berdamping waktuSaat menyatu dalam ruang jiwa
Tertatih demi menjumpai maknaYang...
Oleh Maria Yohana Juita Marsil
Malam kembali berbincangKini kelopak mata mulai berceritaBersama gelembung kelamMenyepi di tengah kebisinganPada ramuan kian menjamuBertahan dengan rongsokan sepiMenyesak dalam relung jiwa
Menyogok sempat untuk sejenakDitelan ribuan silau yang menyamarMasih membisu di telan keheninganMenepi perlahan membuyarSeiring bisikan hati penuh tandaAndaikan nyata engkau di siniMengisi kosongnya relung yang rapuh
Tak secercah di kejauhan akan jawabanUntuk setiap kata yang menyesakMendamai...
Oleh Maria Yohana Juita Marsil
Malam kembali berbincangKini kelopak mata mulai berceritaBersama gelembung kelamMenyepi di tengah kebisinganPada ramuan kian menjamuBertahan dengan rongsokan sepiMenyesak dalam relung jiwa
Menyogok sempat untuk sejenakDitelan ribuan silau yang menyamarMasih membisu di telan keheninganMenepi perlahan membuyarSeiring bisikan hati penuh tandaAndaikan nyata engkau di siniMengisi kosongnya relung yang rapuh
Tak secercah di kejauhan akan jawabanUntuk setiap kata yang menyesakMendamai...